sila klik

BOIKOT!!!

BOIKOT!!!

Jangan Kita Lupa

Khamis, 11 November 2010

Bisnes Seks Tumbuh Subur Di Tel Aviv


Di Tel Aviv,pelacuran kini anda boleh dapatkannya semudah anda membeli gula-gula di seberang jalan rumah anda.Ada kedai-kedai di sana mempamerkan wanita pelayan seks di kedai mereka.Dengan label Women To Go yang diikat di lengan mereka,para pelanggan akan memilih pelayan seperti memilih pakaian di kedai.

Sebagian besar perempuan-perempuan di tempat itu diseludupkan dari negara-negara Eropah timur dan negara yang baru saja merdeka.Di Tel Aviv,di antara deretan kedai-kedai elektronik,pakaian dan kedai buku,pasti terselit juga kedai yang memberi khidmat seks ini.

Kegiatan itu mendapat liputan dari media-media asing,tetapi pihak Tel Aviv langsung menafikan.Tetapi berita seperti itu turut disiarkan oleh media mereka sendiri,para pegawai menuduh media-media itu adalah pembohong.

Salah satu bukti kuatnya adalah laporan oleh Nomi Levenkron, Pengarah Lembaga Migrant Worker Hotline. Ia bekerja tanpa gaji untuk memerangi penyeludupan perempuan ke Israel untuk dipekerjakan sebagai pelacur.

Nomi menyatakan, banyak pekerja seks di Israel yang dibawa oleh para penyeludup. Ia mencontohkan Anna, 23 tahun asal Romania, yang memberikan kesaksian di pengadilan Israel pada tahun 2002.

Di kota kelahirannya, Anna berkenalan dengan seorang gadis asal Israel bernama Shula. Ia dijanjikan pekerjaan untuk menjaga orang tua Shula di Israel. Anna pun setuju.

Berikutnya, Anna diberi tiket untuk terbang dari Bucharest. Namun Anna tidak tahu di mana ia akan mendarat. Ketika pesawat mendarat di Kairo, Anna mengira dia di Tel Aviv. Dia dikumpulkan oleh penghubung bersama beberapa perempuan lain, dinaikkan ke sebuah kereta terbuka melintasi padang. Perjalanan mereka dikawal oleh beberapa orang bersenjata. Sepanjang hari, mereka dipaksa berjalan beberapa jam dan kemudian merayap melintasi pagar kawat.

Menurut pengakuan Anna, setelah tiba di Isarel, Anna dipaksa telanjang dan dimasukkan ke dalam bilik penuh dengan lelaki. Mereka memeriksa seluruh bahagian tubuhnya untuk menentukan harganya. Akhirnya Anna dijual dengan harga 6.000 USD.

Mario, salah seorang penyeludup perempuan di Israel mengatakan, "Perempuan-perempuan itu harus telanjang sehingga para penyeludup dapat menentukan harga mereka."

Berbeza dengan Anna, perempuan asal Moldova yang berpindah tangan ke enam penyeludup berakhir setelah menjalin kontak dengan Migrant Worker Hotline. Ia berupaya menuntut dan mengadu kepada pihak polisi, namun pengaduannya tidak diperhatikan. "Bahkan pada masa itu, perempuan yang menjadi korban penyeludupan tidak dianggap sebagai korban. Mereka justru dinilai sebagai pelaku kejahatan," ujar Nomi.Perempuan-perempuan seperti itu hanya akan dihalau dari negara haram itu tanpa apa-apa tindakan dikenakan terhadap penyeludup.

1 ulasan:

lesev berkata...

pengikut iblis itu menganggap manusia lainnya hanya umpama haiwan ternak. lihat protokol mereka.

klik!!