sila klik

BOIKOT!!!

BOIKOT!!!

Jangan Kita Lupa

Khamis, 22 Mac 2012

Temuramah Mujahidin Dari Malaysia

Yazid Sufaat, ahli biokimia sekaligus bekas kapten Tentera Darat yang dituduh membantu serangan 11 September 2001 di AS, yang ditahan di penjara politik Internal Security Act (ISA) Malaysia sejak 2002, kemudian dibebaskan pada tahun 2008. 

 Bercerita bahawa ia pernah bertemu dengan Syaikh Usamah bin Ladin rahimahullah dan merupakan suatu kerhormatan baginya. Berikut ini adalah terjemahan wawancara Malaysiakini dengan Yazid Sufaat dalam siri ISA oleh Fathi Aris Omar, Aidila Razak dan Salhan K Ahmad, yang diterbitkan oleh Malaysiakini pada (20/3/2012).

 Pencarian sederhana di Google pada nama Yazid Sufaat, masih akan dijumpai hasil sebagai berikut, militan, pembuat bom, ahli senjata biologi, dan salah satu yang paling lama ditahan di Internal Security Act (ISA).

"Mereka memanggil saya CEO Anthrax," dengan mengangkat bahu, ia (Yazid Sufaat) mengatakan ini.


 Ayah dari empat anak yang telah dibebaskan dari tahanan ISA pada November 2008 setelah tujuh tahun - lima tahun berada di kurungan isolasi - menyandang gelar yang hampir seperti sebuah lencana kehormatan.

 "Mereka (para penuduh) memanggil saya demikian kerana saya hanya mempunyai ijazah pertama Bachelor of Science, tetapi murid-murid saya bergelar PhD, pemegang gelar Master," ia berkata kepada Malaysiakini dalam sebuah wawancara yang mendalam di rumahnya minggu lalu.

Murid-muridnya sekarang menghuni Teluk Guantanamo, Cuba, yang ia temukan ketika Biro Siasatan Federal (FBI) menunjukkan kepadanya gambar-gambar individu selama soal siasat di pusat tahanan Kamunting di mana ia ditahan.


 "Saya Yazid Sufaat. Saya tidak menyembunyikan diri saya sendiri, wajah saya, nama saya. Kenapa saya perlu? Saya tampan, tidak? "Tanya lelaki 49 tahun asal Johor, dengan tertawa.

Sikap "masa bodonya" akan membuat kita percaya bahawa Yazid kenyataan Yazid di laman Facebooknya yang menyatakan "I Love Osama Laden" seperti semacam gurauan.


 Tetapi Yazid tidak "bertaubat", salah satu dari tujuh warga Malaysia yang masuk dalam senarai sangsi PBB "perjalanan, aset dan perjanjian senjata" atas penglibatan dengan Al-Qaeda, benar-benar mencintai Usamah.

Mengingat waktunya di Afghanistan pada 2000-2001, Yazid mengakui telah bertemu dengan pemimpin Al-Qaeda yang sekarang telah almarhum dan menganggapnya sebagai Sebuah Kehormatan.


"Tentu saja, saya bertemu beliau, adalah sebuah kehormatan untuk bertemu dengan beliau. Berapa banyak orang yang mempunyai peluang? "Tanyanya.

Yazid, yang menyeberangi sempadan Pakistan-Afghanistan untuk belajar serangan 11 September 2001 terhadap Amerika, mengatakan ia dilatih sebagai "militan" selama enam bulan di bawah lelaki nombor satu yang paling di cari di dunia.


  "Itu adalah kesempatan untuk berhadapan dengan mereka (musuh). Tentu saja, mereka datang ... saya rasa bom terdekat yang jatuh hanya 15m dari saya. Itu adalah pengalaman. Saya menginginkannya, Allah memberi saya sebuah kesempatan, "katanya.

Di bawah Usamah, ia mempertajam kemampuan menembaknya, belajar berjalan di dalam gelap dan navigasi menggunakan bintang-bintang dan bagaimana untuk bertahan di pertempuran gurun pasir yang brutal, sehingga kehilangan sekitar 18kg dalam dua bulan pertama.


 "Saya terlatih secara ketenteraan tetapi di medan yang berbeza. (Di Afghanistan) tidak ada hutan, semuanya gurun pasir. "

"Tentu saja kami tidak boleh lari dari Al-Quran. Saya belajar bahasa Arab, mendengar ceramah-ceramah Usamah, usrah nya (perbincangan untuk menumbuhkan rasa cinta dan persaudaraan). "


 Ketika Kabul jatuh ke pasukan perikatan utara pada November 2001, adalah Usamah yang menasihatinya untuk meninggalkan negara yang dilanda perang itu dan kembali ketika "kami telah memenangi kembali Afghanistan".

"Pada saat itu saya fikir, jika mereka menangkap saya disini, saya akan dibawa ke Guantanamo. Jika saya pulang, paling cuma ISA. Maka saya menelefon seorang teman di Bukit Aman dan ia berkata: 'Kembalilah. Sekurang-kurangnya disini cuma ISA '. "

"Isteri saya tidak percaya. saya akan ditangkap, jadi saya katakan, mari menyeberangi sempadan dan lihatlah. Kami menyeberangi Bukit Kayu Hitam (sempadan Malaysia) dan saya ditangkap, "katanya pada insiden 2001.


 Perjalanan ke Afghanistan

Sebagai seorang alumnus Royal Military College dan seorang pesara kapten angkatan darat, perjalanan Yazid ke Afghanistan bermula ketika ia memulakan pencarian jawapan-jawapan tentang agamanya.

Ia berkata bahawa ia menjadi seorang dewasa di "bandar-bandar dosa" di AS, sampai lulus dari California State University sebagai ahli biokimia pada usia 23 tahun.


 "Ketika saya kembali, saya masih liar. Ibu mertua saya berkata bahawa saya perlu belajar tentang agama, tetapi saya tidak mahu belajar solat atau bagaimana menunaikan ibadah Haji (saat itu-red). "

"Saya ingin sesuatu yang berbeza. Jadi (orang-orang berkata) pergi ke Ustadz ini, dan (ketika saya pergi) saya fikir, 'ini bagus, ini sesuatu yang berbeza'. "
 
 Kecanduan pada pelajaran-pelajarannya, Yazid mula menggali lebih dan lebih ke dalam ajaran-ajaran Islam hanya untuk dibiarkan tidak jenuh.

"Saya fikir, 'ini tidak boleh begini saja'. Saya ingin lulus, jadi saya mula membaca lebih dan ketika kamu mempunyai ilmu, kamu ingin melakukan (sesuatu). Saya seorang saintis ... saya ingin membuktikan teori. "

Pada 1995, Yazid menunaikan ibadah Umrah dan berjanji akan kembali untuk menunaikan Haji ketika ia dapat memahami Al-Quran. Ia kembali pada tahun 1998.
 
 Pada tahun yang sama, ia pergi ke Ambon, Indonesia, pada puncak konflik Kristian-Muslim - untuk mengalami Jihad yang sesungguhnya.

"Saya mempunyai sedikit wang. Jika saya meninggalkan keluarga saya, mereka dapat mempertahankan diri mereka sendiri. Saya ingin melihat hal yang nyata. Saya ingin menghadapinya ... Jihad dalam makna qital, yang bererti perang, "katanya.
 
 Pergi ke Ambon dalam keadaan "buta" (belum tau keadaan,-red) dalam misi pencarian fakta pertama, Yazid dan seorang teman bertemu dengan Umat Islam di sana untuk memahami keperluan kecemasan mereka dan kembali ke rumah untuk membina rangkaian bantuan.

Pada saat itu, Yazid mengendalikan sebuah makmal patologi, melakukan ujian-ujian perubatan untuk 600 klinik dan pelanggan-kilennya yang ia dekati untuk mendapatkan bekalan perubatan asas untuk dihantar ke Ambon.
 
 "Ini adalah kemanusiaan. Di sana kamu dapat mencari semua bentuk kumpulan kemanusiaan non-Muslim seperti Palang Merah. Orang-orang Muslim seperti saya, yang ingin membantu, mereka disebut Mujahidin, sekarang mereka disebut pengganas. "

"Di daerah konflik, kalian harus mempertahankan diri sendiri. Kalian jangan hanya pergi seperti kapal Mavi Marmara. Itu bodoh! "Katanya.
 
 Yazid kemudian dituduh kerana membiayai "rusuhan sekte" di Ambon - salah satu daripada lima tuduhan yang menahannya di bawah ISA.

"Mercy (Malaysia) ada di sana. Orang-prang UMNO ada disana. Kedua-duanya dibiayai. Yazid Suufat ada di sana, tetapi ini adalah ancaman bagi keselamatan negara, "katanya.

Projek di sebuah Laboratorium Kandahar


 Keinginannya untuk membantu saudara-saudaranya sesama muslim, Yazid juga membiayai dirinya sendiri untuk menyeberangi sempadan Afghanistan-Pakistan - kali ini untuk membina sebuah rumah sakit.

Ia menggunakan pengalamannya untuk menjalankan sebuah Laboratorium Patologi untuk melatih kakitangan di hospital dan untuk mendirikan sebuah Laboratorium selanjutnya untuk hospital di benteng Taliban di Kandahar.


 Di Laboratorium inilah ia dituduh telah membangunkan senjata-senjata biologi - sesuatu yang ia sebut projek.

Awalnya, ragu-ragu untuk menyatakan apa yang terjadi di Lab, yang didakwa ia memulainya sebelum 11 September 2001 dan hancur dibombardi menyusul serangan World Trade Centre. Yazid mengeluarkan itu sebagai strategi pertahanan.


 "Tentu saja ada penelitian, kami adalah para ilmuwan (tertawa). Kami harus melakukannya, tetapi lab tidak begitu canggih. Ada cuma ala kadarnya, itu yang kami boleh uruskan. Kami melakukan apa yang kami boleh dan menyerahkannya kepada Allah. "

"Jika musuh menggunakan 'serangga', kalian harus mengerti butiran serangga, sehingga kita dapat melawan senjata biologi yang mereka gunakan. Kalian harus tahu musuh kamu, "katanya.


 Tetapi apakah Yazid benar-benar ‘CEO Anthrax’ ?
“Saya tidak pernah mengharapkan dituduh melakukan hal ini... Jika kalian membaca hal yang mereka tulis tentang saya, benar-benar mengesankan. Tetapi apa yang (saya lakukan) benar-benar tidak ada.”

“Jika orang-orang ingin menulis hal-hal yang buruk, mereka dapat menulis hal-hal yang buruk. Jika mereka ingin untuk menulis hal-hal yang baik, mereka dapat melakukannya. Itu hanya persepsi. Saya tidak peduli. Apa yang perlu saya sembunyikan?”

“Nama Saya adalah Yazid Sufaat. Saya tidak melakukan sesuatu yang salah. Saya tidak pernah menyesal sama sekali,” tegasnya.

Tiada ulasan:

klik!!