Feminis AS, Sherry Jones mengaku terkejut mendengar Muslimah Perancis menuntut hak mengenakan purdah. Menurut dia, selama ini purdah merupakan lambang pengekangan Muslimah di negara asal mereka.
Sudah seharusnya menurut Jones, Muslimah Perancis menerima aturan itu dengan merayakan kebebasannya. "Sebagai seorang feminis, saya terkejut mendengar perempuan mendukung "hak" untuk memakai jilbab," katanya seperti dilansir dari The Hufftington Post, Isnin (18/4).
Menurut dia, sangat tidak masuk akal ada seorang penguasaha Muslimah Perancis yang rela membayarkan denda setiap Muslimah yang didapati menggenakan jilbab atau purdah. Dia sangat hairan dengan langkah yang diambil pengusaha Muslimah Perancis tersebut.
"Jalanan adalah rumah kebebasan universal dan tak seorang pun yang boleh mengekang kebebasan perempuan," katanya. Dia pun mempertanyakan kebebasan perempuan yang mengenakan purdah. Jones menilai bahawa mengenakan niqab hanyalah menyenangkan Tuhan namun harusnya tidak menghalangi perempuan dari kebenaran lantaran adanya pilihan yang diberikan.
Jones menututkan tidak ada ayat dalam Al Qur'an yang mengharuskan perempuan bersembunyi dibalik "layar" abaya dan cadar. Dia pun menyatakan Al Qur'an hanya meminta Muslim untuk berpakaian sederhana pada lelaki dan wanita.
"Menurut teman saya dari Moroko, Fatima Mernissi, Nabi Muhammad hanya meminta istri beliau untuk menutupi wajah saat mereka keluar di depan umum, dan untuk alasan tertentu supaya menghindari perlecehan seksual dari musuh-musuhnya. Dia boleh memerintahkan semua wanita untuk menutup diri, tetapi ia tidak," kata Jones.
"Jadi mengapa perempuan harus mengenakan jilbab?," tanya Jones. Ia mendakwa, jawapan di sebalik itu sederhana yakni hegemoni. Jones menyatakan budaya patriarki yang banyak diterapkan negara-negara Islam mengharuskan perempuan menyembunyikan diri dari mata laki-laki, dan perempuan dipaksa untuk menerima gagasan tersebut.Ternyata tanggapannya itu salah
Tiada ulasan:
Catat Ulasan