"Dan janganlah sekali-kali engkau menyangka orang-orang yang terbunuh(yang gugur syahid)pada jalan Allah itu mati.(Mereka tidak mati) bahkan mereka itu hidup (secara istimewa)di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki" ali-imran:169
sila klik
BOIKOT!!!
Ahad, 27 Mac 2011
Al Qaeda dan Revolusi Libya
Komandan pasukan pemberontak di Libya, mengakui ia memiliki hubungan dengan Al-Qaeda. Abdel-Hakim al-Hasidi, pemimpin pemberontak Libya, mengatakan jihadi yang berjuang melawan tentera sekutu di Iraq kini berada di garis depan pertempuran melawan rejim Muammar Gaddafi.
Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Itali Il Sole 24 Ore, al-Hasidi mengakui bahwa ia telah merekrut sekitar 25 orang dari daerah Derna di Libya timur untuk memerangi pasukan sekutu di Iraq. Beberapa dari mereka, katanya, berada di baris hadapan dalam pertempuran di Ajdabiya hari ini.
Al-Hasidi bersikap keras pejuangnya “adalah patriot dan muslim yang baik, bukan teroris,” ia juga menambahkan bahwa “anggota Al-Qaeda juga muslim yang baik dan berjuang melawan penjajah”.
Pernyataannya datang saat Idriss Deby Itno, Presiden Chad, mengatakan Al-Qaeda berhasil menjarah persenjataan militer di zona pemberontak Libya dan memperoleh senjata, “termasuk rudal anti-aircraft, yang kemudian diseludupkan ke wilayah mereka”.
Al-Hasidi mengakui dia sebelumnya berperang melawan penjajahan asing di Afghanistan, sebelum “ditangkap pada tahun 2002 di Peshawar, Pakistan”. Ia kemudian diserahkan ke Amerika Syarikat, dan kemudian diserahkan ke Libya sebelum dibebaskan pada tahun 2008.
AS dan sumber-sumber pemerintah UK mengatakan al-Hasidi adalah anggota Kelompok Pejuang Islam Libya, atau LIFG, yang menewaskan puluhan tentara Libya dalam serangan gerila di sekitar Derna dan Benghazi pada tahun 1995 dan 1996.
Meskipun LIFG ini bukan bagian dari organisasi Al-Qaeda, Amerika Syarikat akademi militer West Point telah mengatakan keduanya memiliki hubungan erat. Pada tahun 2007, dokumen yang diambil oleh pasukan sekutu dari kota Sinjar, menunjukkan anggota LIFG adalah kelompok kedua terbesar pejuang asing di Iraq, setelah Arab Saudi.
Awal bulan ini, Al Qaeda menyerukan untuk mendukung pemberontak Libya yang akan mengembalikan Islam di negeri tersebut.
Islamis Inggeis juga mendukung pemberontakan, mantan amir Al-Muhajirun-kelompok Islam yang dilarang-menyatakan bahwa panggilan untuk "Islam, Syariah dan Jihad dari Libya" telah menggoncang musuh-musuh Islam.
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan