"Dan janganlah sekali-kali engkau menyangka orang-orang yang terbunuh(yang gugur syahid)pada jalan Allah itu mati.(Mereka tidak mati) bahkan mereka itu hidup (secara istimewa)di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki" ali-imran:169
sila klik
BOIKOT!!!
Selasa, 22 Februari 2011
Darah Gaddafi Halal!!!!
Ulama Muslim berpengaruh Mesir, Yusuf al-Qaradawi, telah mengeluarkan fatwa yang menegaskan bahwa setiap tentara Libya yang memiliki kesempatan untuk menembak pemimpin Muamar Gaddafi harus melakukan itu 'demi membebaskan Libya dan rakyatnya dari kejahatan'.
"Saya disini memfatwakan siapapun di dalam angkatan bersenjata Libya yang mampu dan memiliki kesempatan menembakkan peluru ke Gaddafi harus melakukannya," kata Qardhawi yang sebelumnya bermukim di Qatar, kepada Al Jazeera.
Ia juga menyerukan tentara Libya "untuk tidak mematuhi perintah menyerang terhadap rakyatnya sendiri". Ia juga mendesak duta besar Libya di seluruh dunia untuk memisahkan diri dari rejim Gaddafi.
Qaradawi mendukung rakyat Libya dan menyeru mereka tetap meneruskan perlawanan dengan keadaan apa pun, termasuk berapa pun peluru yang akan dilepaskan. Ia menekankan bahwa balasan Tuhan sudah dekat dan Tuhan akan membalas Gaddafi baik di dunia mahupun di masa nanti atas ketidakadilan dengan hukuman setimpal.
Ia meminta pula rakyat Libya untuk tetap 'teguh dan sabar menghadapi ketidakadilan'. Tak lupa juga, ia mendesak negara-negara Arab untuk memberi dukungan kepada rakyat Libya yang berada dalam tekanan. al Qaradawi juga mengajak pemuda Tunisia dan Mesir untuk mendukung gerakan rakyat di Libya.
Terkenal di seantero Timur Tengah atas beberapa kali fatwa kontroversinya atau , ulama berusia 80 tahun itu mendadak menjadi selebriti dunia dalam dunia Arab kerana tampil dalam rancangan agama di Al Jazeera.
Barat menuduh Qaradawi pendukung 'terorisme' kerana ia menyetujui serangan bunuh diri yang dilakukan warga Palestina. UK dan US telah berulang kali menolak memberikan visa masuk ke negara kepada Qaradawi.
Yusuf Qaradawi sudah lama tinggal dalam pelarian Qatar sebelum kembali ke Mesir setelah Hosni Mubarak mengundurkan diri. Keberadaan ulama itu dilarang pemerintah Mesir setelah pembunuhan terhadap Anwar Sadat.
Langgan:
Catat Ulasan (Atom)
Tiada ulasan:
Catat Ulasan