sila klik

BOIKOT!!!

BOIKOT!!!

Jangan Kita Lupa

Isnin, 31 Oktober 2011

Menyingkap Rahsia Muammar Qaddafi (2):Kenapa Ulama' Menghukumnya Sebagai Kafir

Sejak 1969, Gaddafi adalah penguasa Libya. Semua ucapan, tindakan, dan kelakuannya selama memerintah diliputi oleh TV, radio, dan surat khabar secara meluas, baik dalam skala lokal, regional, mahupun antarabangsa. Dia dengan bangga, berani, dan tanpa malu mempamerkan ucapan, tindakan, dan kelakuannya selaku pemimpin revolusi dan ‘musuh’ Barat.

Qaddafi dan Buku Hijaunya

Alhamdulillah, dengan semua dokumentasi tersebut, para ulama   Islam dan lembaga-lembaga Islam antarabangsa memiliki data yang sangat lengkap tentang kekafiran dan kemurtadan Gaddafi. Berkali-kali para ulama Islam dan lembaga Islam antarabangsa menempuh dengan cara dialog, nasihat, teguran, dan ajakan kepada Qaddafi untuk bertaubat dan menarik kembali semua kekufurannya tersebut. Namun Qaddafi tetap angkuh mempertahankannya, tanpa sekalipun mau bertaubat dan memperbaiki dirinya. Walhasil, vonis kafir-murtad untuk Qaddafi tetap disandangnya sampai detik nyawanya berpisah dengan jasadnya.
Seperti halnya para taghut diktator lainnya di negeri-negeri berpenduduk majoriti muslim, pada awal revolusinya Gaddafi mempamerkan dirinya sebagai pahlawan revolusi, pejuang Islam, pembela kaum muslimin, pengusir penjajah salibis Barat, dan pendukung berat perjuangan untuk membebaskan Palestin dari kengkangan zionis Yahudi. Setelah ia berhasil menarik simpati kaum muslimin dan kekuasaannya telah kukuh, maka ia mulai menunjukkan jati dirinya sebagai agen zionis-salibis dan  kekafiran yang sangat keras memusuhi Islam.

Berikut ini beberapa ucapan, tindakan, dan kebijakan Qaddafi yang merupakan kekafiran yang nyata, sehingga para ulama dan lembaga Islam antarabangsa menghukumnya sebagai seorang kafir murtad.

Syirik (menyekutukan Allah dengan selain-Nya) dan mempermainkan Allah SWT
  • Bagi Gaddafi, Allah Sang Pencipta tidak jauh berbeza dengan parti politik pembangkang. Gaddafi menuduh Allah berbuat zalim. Dalam pertemuan dengan para pemimpin politik membahas pengguliran ‘Teori Internasional Ketiga’ di ibukota Tripoli pada tanggal 9 Ogos 1975, Qaddafi mengatakan: “Revolusi tidak secara automatik mesti selalu berwarna ‘putih’. Ia juga boleh berwarna ‘merah’ terhadap lawan-lawannya. Musuh haruslah dibinasakan. Saya katakan kepada kalian, agama-agama juga membinasakan para lawannya. Allah juga membinasakan para lawannya, padahal Allah juga yang telah menciptakan mereka. Jadi setiap orang membinasakan para lawannya.”

    Gaddafi mempermainkan Allah dan menyamakan dirinya dengan Allah. Dalam Al-Qur’an (QS. Al-Haj (22): 73), Allah menentang tuhan sesembahan kaum musyrik untuk bersatu demi menciptakan seekor nyamuk. Dalam pidato kenegaraan tanggal 1 Oktober 1989 untuk memperingati terusirnya penjajah Itali dari bumi Libya, Gaddafi mengatakan: “Aku menentang kalian sebagaimana Dia berfirman kepada mereka; ‘Buatlah untukku seekor nyamuk saja!’ Dia menentang mereka yang mengatakan ‘Allah bukanlah apa-apa.’ Dia menantang mereka ‘Buatlah untuk Kami seekor lalat!’ Maka aku tentang kalian: ‘Buatlah untuk kami Pepsi saja!’

    Gaddafi membandingkan Allah dengan manusia. Jika Allah menjadi tuhan di langit, maka rakyat juga menjadi tuhan di bumi. Dalam pidato kenegaraan tanggal 1 Oktober 1989 tersebut, Gaddafi juga menyatakan: “Rakyat itu seperti Allah…Allah di langit, dan rakyat di bumi. Dia tidak memiliki sekutu. Jika Allah memiliki sekutu, Dia akan berfirman ‘Mereka akan mencari jalan untuk naik kepada Pemilik ‘Arsy’. Jika ada tuhan-tuhan selain Dia, niscaya setiap tuhan akan mengatakan ‘Aku ingin menjadi Tuhan.’ Jika Dia berada di Arsy, niscaya tuhan-tuhan lain akan melakukan kudeta untuk menjatuhkan-Nya…Rakyat di atas bumi juga harus seperti ini, menjadi tuhan di atas buminya.”
Dalam pidato kenegaraan tanggal 27 Desember 1990, Qaddafi mengatakan, “Rakyat adalah penguasa di atas muka bumi. Rakyat menentukan apapun di bumi yang ia kehendaki. Adapun Allah berada di langit. Maka tiada penengah antara kita dengan Allah.” Inilah prinsip sekularsime yang dipraktikkan Gaddafi di Libya. Seluruh ajaran Al-Qur’an dan as-sunnah dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, militer, dan lainnya dicampakkan. Ajaran Islam hanya diakui dalam urusan ibadah ritual belaka. Sebagai gantinya, di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, militer, dan lainnya Gaddafi menerapkan undang-undang positif yang ia karang sendiri. Ia menamakannya al-kitab al-akhdar, Kitab Hijau (Green Book). Terbit dalam bahasa Arab, Kitab Hijau menggariskan tiga  dasar, yaitu “Demokrasi berdasarkan Kekuasaan Rakyat,” “Ekonomi Sosialisme” dan “Teori Internasional Ketiga.” Perkara itu lalu menjadi panduan bagi sistem demokrasi ala Khadafi, sekaligus panduan politik luar negeri Libya.

  Tidak aneh jika Qaddafi sangat ketat menerapkan sekulerisme dan menolak penerapan syariat Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia sangat mengagumi bapak sekulerisme Turki, Musthafa Kamal Ataturk. Ia bekerja sangat keras demi menerapkan sekulerisme ala Turki di Libya. Dalam dialog dengan para ulama dan  penghafal Al-Qur’an pada tanggal 3 Julai 1978, Qaddafi menyatakan para ulama Turki yang fanatik, bodoh, dan lugu menolak memberi fatwa kebolehan sekulerisme. Qaddafi mengatakan : “Ataturk adalah orang yang dizalimi…saya katakan hal ini kepada sejarah. Hal itu karena orang-orang yang bodoh, lugu, dan fanatik (maksudnya para ulama Islam di Turki, edt) memaksanya (maksudnya Musthafa Kamal Ataturk, edt) untuk kafir (maksudnya menghukum Ataturk Kafir karena menerapkan sekulerisme di Turki, edt). Mestinya mereka menyatakan kepadanya ‘ya, boleh’ sehingga mereka tetap sebagai muslimin. Namun mereka menjawab ‘tidak, tidak boleh, haram’. Siapa yang berkata kepada kalian? Mereka memakai serban di kepala, lalu mengatakan ‘tidak boleh, haram’. Ataturk bertanya kepada mereka, “Apakah sama sekali tidak ada fatwa ulama yang menyatakan kita tetap sebagai kaum muslimin, dan pada saat yang sama kita memisahkan agama dari negara?’ Mereka menjawab, “Tidak, sama sekali tidak ada fatwa.

Sebagai seorang penguasa sekuler, Qaddafi menegaskan fungsi masjid terbatas membahas urusan pribadi; syurga, neraka, pahala, siksa, dan ibadah ritual. Adapun urusan politik, ekonomi, sosial, budaya, militer, dan aspek kehidupan masyarakat yang lainnya tidak boleh dibahas di masjid. Ia menekankan urusan awam adalah hak penguasa semata, sedangkan urusan private adalah urusan setiap hamba dengan Tuhannya. Dalam khutbah Jum’at di masjid Jado, 11 Juli 1980, Qaddafi mengatakan: “Pokok dari khutbah Jum’at adalah masyarakat meninggalkan kesibukan-kesibukan dunia dan masalah mereka di luar masjid, lalu mempergunakan waktu yang singkat untuk solat (Jum’at), mereka mendengarkan firman Allah tentang kematian, kehidupan, syurga, neraka, kebangkitan, perhitungan amal, dan balasan. Adapun masalah kehidupan harus dibahas di luar masjid.”

Mempermainkan Nabi SAW
  • Kebencian Qaddafi terhadap Nabi SAW dan sunnahnya tidak boleh ditutupi, bahkan ia mengumumkannya di depan awam dengan berbangga diri dan penuh keangkuhan. Tidak hairan apabila ia memerintahkan membakar kitab-kitab hadits dengan alasan kitab kuning yang telah usang dan ketinggalan zaman. Lebih dari itu, Qaddafi mengingkari As-sunnah sebagai sumber kedua ajaran Islam. Qaddafi mencampakkan kalender hijriyah. Sebagai gantinya, ia menetapkan sistem kalender baru yang dimulai dengan wafatnya Nabi SAW.

    Berdalih atas tindakannya itu, Qaddafi mengatakan, “Ada banyak peristiwa sejarah yang saya yakini lebih penting dari hijrah Nabi… di antaranya adalah kewafatan Nabi SAW. Wafatnya Rasul SAW setara dengan kelahiran Isa AS… Jika kita harus membuat kalender dengan berpandukan kepada peristiwa-peristiwa sejarah, maka yang lebih utama adalah dengan berpandukan kepada kewafatan Nabi SAW. Di antara peristiwa penting adalah kewafatan Nabi, sehingga kita boleh menetapkan kalender atau menuliskan untuk umat manusia suatu sejarah sampai setelah berlalu jutaan tahun, bahwasanya ada seorang rasul penutup para nabi yang wafat pada tahun sekian, atau telah berlalu kewafatannya sejak sekian tahun atau sekian abad.” (Khuthab wa Ahadits al-Qaid ad-Diniyah, hal. 290)

    Qaddafi juga menyatakan alasan  tersebut dengan mengatakan, “Jadi Umar bin Khatab adalah orang yang menyatakan ’Tahun ini tahun hijriyah’. Itu adalah pendapatnya pribadi. Namun kita juga punya pendapat sendiri. Kita berpendapat…kita boleh menyatakan bahawa peristiwa hijrah tidaklah memiliki arti sepenting itu. Hal yang lebih penting darinya adalah penaklukan Makkah. Dan yang lebih penting lagi adalah wafatnya Nabi SAW.”  (Khuthab wa Ahadits al-Qaid ad-Diniyah, hal. 300-301)
Sungguh ganjil. Wafatnya Rasulullah SAW dianggap sebagai mukjizat yang setara dengan keajaiban kelahiran nabi Isa AS. Siapakah yang merasa gembira dengan wafatnya Rasulullah SAW, sehingga merayakannya dan menjadikannya sebagai permulaan kalender? Tiada orang yang bergembira dan merayakan wafatnya Rasulullah SAW dengan cara seperti itu selain orang Yahudi, Nasrani, Majusi, dan musyrikin yang memendam kebencian terdalam terhadap diri Rasulullah SAW!

Rasulullah SAW bersabda, “Wahai manusia! Siapapun seorang mukmin yang ditimpa oleh sebuah musibah, maka hendaklah ia berbelasungkawa dengan musibah (kehilangan)ku sebagai ganti dari belasungkawanya karena kehilangan orang lain. Sesungguhnya tiada seorang pun dari umatku yang tertimpa musibah yang lebih berat dari musibah kehilanganku.” (HR. Ibnu Majah, disahihkan syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jami’ ash-Shaghir no. 7879)

Mantan ibu asuh Nabi SAW, Ummu Aiman menangis di hadapan Abu Bakar dan Umar. Keduanya bertanya kepada Ummu Aiman tentang sebab ia menangis, maka ia menjawab, “Aku tidak menangisi pribadi beliau SAW, karena aku mengetahui balasan di sisi Allah lebih baik bagi Rasulullah SAW. Namun aku menangis karena wahyu Allah telah terputus (dengan meninggalnya Rasulullah SAW).” Maka Abu Bakar dan Umar ikut menangis. (HR. Muslim)

Mantan pembantu Nabi SAW, Anas bin Malik berkata, “Pada hari Rasulullah SAW tiba di Madinah, segala sesuatu bersinar terang. Namun pada hari beliau SAW wafat, segala sesuatu di Madinah menjadi gelap.” Anas berkata lagi, “Tangan-tangan kami telah selesai menimbun jenazah Nabi SAW, namun hati kami seakan mengingkari (kwafatan)nya.” (HR. Ibnu Majah dan Ahmad. Dinyatakan shahih oleh imam Ibnu Katsir dan syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah no. 1631)

Penghinaan dan kebencian Qaddafi kepada Rasulullah SAW tidak berhenti sampai urusan sistem tarikh kalendar kontroversi ini. Dalam khutbahnya pada acara perayaan maulid Nabi SAW di masjid Maulaya Muhammad, ibukota Tripoli pada tanggal 19 Februari 1978, Qaddafi mengatakan: ”Jika aku mengatakan kepada kalian Rasulullah, maka kalian semua menjawab Shallallahu ‘alaihi wa salam. Namun jika aku mengatakan kepada kalian Allah, ternyata kalian tidak mengatakan apa-apa. Ini merupakan sebuah bentuk penghambaan (penuhanan Nabi SAW, edt) dan paganism yang kita jalani…Jika sekarang saya mengatakan Allah sebanyak seribu kali, ternyata keadaannya biasa saja. Namun ketika saya mengatakan Rasulullah, setiap orang di antara kita mengatakan Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seakan-akan hal itu berarti kita lebih takut kepada Rasulullah melebihi takut kita kepada Allah. Atau seakan-akan kita merasakan Rasulullah lebih dekat kepada kita melebihi kedekatan Allah kepada kita. Ini sepenuhnya sama dengan orang-orang Masehi (Nasrani, edt) yang mengatakan: ‘Isa lebih dekat kepada kita daripada Allah’.

Di dalam Al-Qur’an tidak ada ayat yang menegaskan: ‘Sesungguhnya Nabi bersabda: Kalian wajib mengikuti semua ucapan yang aku katakan!’ Jika ada ayat seperti itu, maka dimana gerangan perkataan yang ia ucapkan selama 40 tahun sebelum diangkat menjadi nabi? Telah dipastikan bahwa ia juga berbicara sebelum diangkat menjadi nabi. Jika Nabi mengatakan ‘Ikutilah hadits (sabda)ku!’, maka itu artinya haditsnya akan diberlakukan sebagai pengganti dari Al-Qur’an. Namun secara terus-menerus ia menegaskan kewajiban berpegang teguh dengan Al-Qur’an semata. Seandainya ia menganggap suci haditsnya dan menempatkannya dalam kedudukan yang sangat urgen seperti Al-Qur’an, tentulah ia sudah membuat kitab lain yang akan menggantikan posisi Al-Qur’an.”katanya lagi


Qaddafi jelas-jelas mengingkari perintah Al-Qur’an dan hadits sahih kepada umat Islam untuk banyak membaca salawat atas Nabi SAW. Qaddafi juga secara terang-terangan menolak hadits Nabi SAW, dan mengingkari ayat-ayat Al-Qur’an, hadits-hadits Nabi SAW, dan ijma’ ulama yang memerintahkan berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah, serta menempatkan As-sunnah sebagai sumber kedua ajaran Islam setelah Al-Qur’an.

Qaddafi juga mengingkari ayat-ayat Al-Qur’an, hadits-hadits shahih, dan ijma’ ulama yang menyatakan Nabi SAW diutus kepada seluruh umat manusia dan jin. Dalam pertemuan dengan para pensyarah universiti pada tanggal 9 Februari 1982, Qaddafi mengatakan, “Jasad bangsa Arab adalah nasionalisme Arab dan ruh mereka adalah Islam, karena Muhammad diutus kepada bangsa Arab semata! Al-Qur’an datang untuk bangsa Arab dan dengan bahasa Arab, ditujukan kepada bangsa Arab saja.Siapa pun orang selain bangsa Arab yang memeluk agama Islam, pada hakikatnya adalah sukarela saja (bukan wajib, edt). Urusannya terserah Allah, namun sebenarnya ia tidak dimaksudnya (sebagai objek dakwah Al-Qur’an dan Islam, edt).”

  • Dalam pertemuan Sekretariat Jendral Sementara Konferensi Internasional Bangsa-bangsa Islam pada tanggal 19 Desember 1989, Qaddafi mengatakan kebencian dan penghinaannya kepada Nabi SAW dan para sahabat. Qaddafi menyatakan, “Ketika para sahabat Rasul SAW menjadi para penguasa, maka mereka diinjak-injak dengan kaki dalam kapasiti mereka sebagai para penguasa awam. Utsman dibunuh dalam kedudukannya sebagai kepala negara republik atau raja. Umar dengan keadilannya menjadi seorang penguasa, dan menaklukkan Persia dan Romawi. Ali diperangi oleh kaum muslimin. Orang-orang terdekat, pengikut-pengikut, dan kawan-kawannya justru memisahkan diri darinya. Kenapa? Karena ia berambisi kekuasaan dan ingin menjadi kepala negara republik. Seandainya Muhammad SAW menjadi kepala negara republik, niscaya orang-orang akan meninggalkannya.”

     Bersambung, insya Allah…

    Selasa, 25 Oktober 2011

    Menyingkap Rahsia Muammar Qaddafi (1):Awal Pemerintahannya

    Ketika kita mengatakan Moammar Qaddafi adalah taghut, diktator, , murtad, sekuleris, sosialis, penyambung Musthafa Kemal Ataturk, Fir’aun, dan Musailamah al-Kadzab dari Libya, banyak kalangan terkejut, kaget, dan kebingungan. Tidak sedikit pihak yang marah, benci, mengumpat, dan balas melemparkan tuduhan . Misalnya tuduhan anjing NATO, pro USA, pro-Barat, teroris, fundamentalis, radikalis, Wahhabi, antek Saudi, dan seterusnya. Namun, tahukah Anda siapa sebenarnya Moammar Qaddafi itu? Berikut  Menyingkap Rahsia Kelam Sosok Qaddafi, bagian pertama.

     Mereka hanya mengenal Qaddafi dari kegarangannya mengkritik rejim-rejim negara Arab yang memang boneka AS dan Barat. Mereka mengerti jati diri Qaddafi dari sesumbarnya untuk membebaskan Palestin, melawan AS dan Barat, atau menjatuhkan rejim-rejim diktator di  negara-negara Arab. Mereka memahami sosok Qaddafi dari permusuhannya kepada AS, Barat, dan zionis Israel. Mereka mengenalinya dari julukan Barat kepadanya sebagai teroris, , pelopor revolusi di dunia ketiga, musuh Barat, anti Barat, dan julukan  lainnya yang kerap menghiasi media massa. Sosok Qaddafi yang meledak-ledak melaluiy pidato berapi-api di pertemuan Negara Liga Arab, atau Majlis Umum PBB, itulah standard mereka memberikan pandangan SANGAT POSITIF kepada Qaddafi. Bagi mereka, Qaddafi adalah pahlawan dunia Islam.

    Mereka tentu saja tidak banyak mengetahui kejahatan dan kekafiran Qaddafi yang dilakukannya secara terang-terangan, dan berulang kali, dengan penuh kebanggaan diri, tanpa rasa malu dan canggung sedikit pun. Mereka tentu saja tidak meneliti kejahatan dan penghinaan Qaddafi terhadap Allah SWT, Rasulullah SAW, Al-Qur’an, as-Sunnah, syariat Islam, dan ibadah-ibadah mahdhah dalam Islam. Mereka tentu tidak mengerti betapa lembaga-lembaga dakwah dan keilmuan Islam berskala internasional telah mengeluarkan fatwa dan himbauan serta dakwah kepada Qaddafi untuk bertaubat dari seluruh kekafiran yang ia telah lakukan. Mereka tidak mengerti, puluhan ulama dari berbagai negara telah memfatwakan kekafirannya.

    Mungkin mereka juga tidak mengetahui, selama puluhan tahun masa kekuasaannya, ribuan muslim dan muslimah Libya telah mengalami penindasan luar biasa kejam dari Qaddafi. Mulai dari penangkapan, penyiksaan, pembunuhan, pemenjaraan, pemerkosaan, dan seterusnya. Aktivis dakwah dan jihad yang memperjuangkan syariat Islam dikejar-kejar dan ditindas. Banyak tokoh dan aktivis harus melarikan diri ke luar negeri untuk menghindari kekejamannya. Selama 42 tahun masa kekuasannya, dakwah Islam mengalami masa-masa kelam.

    Kita akan mengambil referensi penulisan dari buku karya Syaikh Abdurrahman bin Hasan Al-Libi, seorang ulama dan mujahid Libya yang berjihad fi sabilillah bersama mujahidin Libya (Jama’ah Islamiyah Muqatilah, Libya) melawan rejim taghut Qaddafi. Buku yang diterbitkan pada bulan Dzulhijah 1418 H (1997 M) tersebut diberi judul Qaddafi Musailamatul ‘Ashr (Qaddafi, Musailamah Moden ) dan diberi kata pengantar oleh seorang ulama besar dan mujahid Libya, Syaikh Abu Mundzir As-Sa’idi Al-Libi. Sungguh sebaik-baik dan setepat-tepat sumber adalah para ulama Libya sendiri yang bertauhid, berdakwah, dan berjihad fi sabilillah, karena mereka puluhan tahun menjadi saksi langsung atas seluruh kekafiran dan kekejaman Qaddafi .

    Qaddafi : Anak zina, ibunya wanita Yahudi

    Moammar Qaddafi dilahirkan pada tanggal 7 Juni 1942 M di  padang pasir dalam wilayah  Sirte. Ia berasal dari suku Qadadafah, sebuah suku nomad yang hidup berpindah-randah di gurun pasir kering dan hanya tinggal di khemah. Karakter Badwi yang keras, dan baran inilah yang kemudian mewarnai corak kekuasaan Qaddafi.


    Qaddafi sewaktu muda
    Nasabnya dari  ayah dan ibunya diperselisihkan oleh berbagai sumber di kota kelahirannya, Sirte. Namun semua sumber tersebut sepakat menyatakan Qaddafi adalah anak hasil perzinaan. Ibunya adalah seorang wanita Yahudi. Adapun ayahnya diperselisihkan oleh berbagai sumber tersebut. Sebagian sumber menyatakan ayahnya adalah seorang pedagang  berkewarganegaraan Itali. Sumber lainnya menyebutkan ayahnya adalah pembantu dari pedagang Itali tersebut, yang mengaku bernama Muhammad Abu Niyar Qaddafi. Semua penduduk kota Sirte mengerti asal usul keyahudian ibunya, sehingga sejak kecil Moammar Qaddafi terkenal dengan julukan ‘anak Yahudi’.

    Moammar Qaddafi menjalani kehidupan penduduk badwi yang keras. Meskipun demikian, ia mampu menduduki bangku sekolah dan masuk Akademi Militer Benghazi pada tahun 1963 M. Sebelum lulus dari akademi militer, pada tahun 1965 M ia juga menambah pendidikannya dengan masuk Universiti Libya, Fakulti Adab jurusan sejarah. Di fakulti inilah, pensyarahnya seorang warga negara Itali mengenali nasab ke-Yahudi-an Qaddafi dari jalur ibunya. Maka ia menggembleng Qaddafi untuk merealisasikan tujuan-tujuan zionis Yahudi di kemudian hari.

    Qaddafi lulus dari akademi militer pada tahun 1965 M. Pada tahun 1966 M ia dikirim ke UK untuk mengikuti pendidikan (kursus) intelijen dan militer peringkat tinggi. Dari UK, Qaddafi mulai menjalankan rencana-rencana yang telah digariskan oleh tuan zionis Yahudinya dengan membentuk  Tanzhim adh-Dhubbat al-Wahdawiyyun al-Ahrar (organisasi rahsia para perwira indipenden dan kebebasan). Organisasi perwira militer inilah yang melakukan ‘sandiwara’ kudeta militer pada tahun 1969 M.

    Sandiwara kudeta militer Qaddafi dan pengusiran militer Barat
    Ketika berusia remaja, Qaddafi sangat mengagumi Presiden Mesir, Jamal Abdun Nashir dan menganut ideologi sosialis nasionalis, yang membuatnya benci dengan bentuk pemerintahan kerajaan seperti yang berlaku di Libya saat itu. Jamal Abdun Nashir adalah taghut represif yang sangat sekuleris, sosialis, anti syariat Islam, dan menindas gerakan dakwah Islam. Pada masa kekuasaannya, ribuan aktivis Islam dan ulama yang tergabung dalam Ikhwanul Muslimin ditangkap, dipenjara, disiksa secara keji, dan beberapa di antaranya dihukum mati. Padahal mereka tidak melakukan tindakan jenayag. Mereka hanya menuntut penegakkan syariat Islam di Mesir dan membantu jihad rakyat muslim Palestin melawan penjajah zionis Israel.


    Sejak mendapat pendidikan di akademi militer Bengazhi, rupanya pandangan sosialis-nasionalis Khadafi yang anti kerajaan, mulai disalurkan dalam wujud nyata. Ia mulai mengumpulkan rakan-rakan calon perwira yang sejalan dengan idea-ideanya. Hal itu berlanjut dengan pembentukan organisasi rahsia para perwira bebas dan kebebasan saat kuliah militer lanjutan di Inggris. Sudah tentu, sejak saat itu Inggris mulai berperanan besar mengarahkan pemikiran dan langkah-langkah Qaddafi pada masa yang akan datang.

    Tiga tahun setelah pulang dari pendidikan militer lanjutan di UK, tepatnya, 1 September 1969, saat usianya menginjak 27 tahun, Qaddafi melancarkan kudeta ‘damai’, menggulingkan Raja Idris yang saat itu tengah berada di Turki untuk mejalani perubatan. Dipimpin Qaddafi, para pengkudeta ini menahan Putra Mahkota Sayyid Hasan ar-Rida al-Mahdi as-Sanusi  anak saudara Raja Idris, sebagai tahanan rumah. Para pengkudeta lantas mengisytiharkan Libya sebagai negara republik, menggantikan kerajaan.

    Selama ini, kekuatan zionis-salibis antarabangsa mengembangkan dua jenis pemerintahan di dunia ketiga, terutamanya di negeri-negeri berpenduduk maoriti muslim. Pertama, rejim diktator yang pro Barat dan anti rakyat. Mereka mengendalikan seluruh aspek kehidupan berbangsa dan bernegara dengan berkuku besi, menindas rakyat, dan menjalankan arahan tuan besar AS dan Barat. Terkadang pemerintahan dijalankan dalam bentuk monarchi, tapi lebih sering dalam bentuk negara republik-demokrasi. Jenis inilah yang paling sering dipakai oleh AS dan Barat. Majoriti negara Arab, Afrika, dan Asia Tenggara termasuk dalam jenis ini.

    Kedua, rejim diktator yang secara lahiriah memamerkan sikap anti-Barat, anti-zionisme dan imperialism, pro rakyat, bahkan pro-Islam dan pro-Palestin. Namun di balik sikap tersebut, mereka memerankan dirinya sebagai agen pelaksana segala titah AS dan Barat. Mereka memerangi syariat Islam, memberangus dakwah dan jihad, dan menjalin konspirasi tersembunyi dengan tuan besar AS dan Barat. Secara ‘kulit’, mereka pahlawan Islam dan musuh Barat, namun secara ‘isi’ musuh Islam dan boneka Barat. Jenis ini muncul, misalnya, pada rejim Shadam Husain dan Moammar Qaddafi.

    Kudeta ‘tanpa kekerasan’ yang dilancarkan oleh Qaddafi dan para perwira tersebut berlangsung sangat mulus. Pemerintahan monarchi Libya pro-Barat digantikan oleh pemerintahan baru Qaddafi yang ‘anti-Barat’. Tujuh bulan setelah kudeta tersebut, hanya dengan mengerahkan 150 tentara bersenjatan pistol, pemerintahan Qaddafi berhasil ‘menutup’ dan ‘mengusir’ dua kekuatan militer Barat.

     Pertama, pangkalan militer Adam milik UK di kota Tobruk. Pangkalan militer ini mengangkut personal, persenjataan, ubat-ubatan, dan perbekalan militer UK dari kota Tobruk ke Libya Timur, Libya Barat, negara-negara Afrika lainnya dan Teluk Arab. Beberapa markas militer UK yang tersebar di beberapa wilayah Libya juga ikut ‘ditutup’. Kedua, pangkalan militer AS di kota Huwailis. Pangkalan ini merupakan salah satu pusat komando AS yang kuat untuk menguatkan cengkeraman dominasi AS di benua Afrika.

    Keberhasilan Qaddafi mengusir ‘musuh’ iaitu militer UK dan AS dari Libya dengan modal 150 pucuk pistol, tanpa seorang pun jatuh sebagai korban boleh dikata merupakan peristiwa paling menggemparkan dunia. Sangat ganjil dan mencurigakan. Pangkalan militer AS dan UK memiliki kekuatan militer yang sangat besar dan dahsyat. Fungsinya sangat jelas, mengamankan kepentingan AS-UK di kawasan Timur Tengah dan Afrika,  dan menegaskan hegemoninya atas kedua kawasan tersebut. Mungkinkah kedua pangkalan militer tersebut beserta markas-markas militer lainnya di seantero negeri Libya rela diusir? Mungkinkah pangkalan-pangkalan militer tersebut sudah bosan menjalankan misinya? Ataukah ada sandiwara dan konspirasi tersembunyi yang membawa misi zionis dan salibis internasional di balik kudeta tak berdarah dan pengusiran militer asing dari Libya ini?

    Seorang yang berakal sihat tentu telah mengetahui jawapannya. Qaddafi hendak dimunculkan oleh kekuatan zionis dan salibis antarabangsa sebagai PAHLAWAN REVOLUSI yang akan membawa dunia Islam kepada kejayaan, kemerdekaan, kebebasan, kemakmuran, dan perlawanan terhadap Barat. Itulah langkah awal pembangunan citra Qaddafi. Selanjutnya ia akan memainkan peranan yang pernah dimainkan oleh diktator Yahudi Turki si Musthafa Kamal Pasya Ataturk atas senario dan arahan sutradara kekuatan zionis dan salibis internasional. Dahulu Musthafa Kamal dimunculkan sebagai perwira bijak yang berhasil mengusir militer Barat dari Turki, tanpa pengorbanan sebutir peluru pun. Ia adalah pahlawan revolusi, pengusir penjajah Barat, dan pembangun Turki modern. Lalu perjalanan waktu membuktikan peranannya sebagai boneka zionis-salibis untuk memerangi syariat Islam dan menanamkan sekulerisme di dunia Islam. Sungguh sebuah konspirasi yang sangat jijik dan keji untuk memerangi Islam dan kaum muslimin.

    Jumaat, 21 Oktober 2011

    Khamis, 13 Oktober 2011

    Teroris Yahudi Menghancurkan Masjid di Lembah Jordan


    Tentara Zionis menghancurkan Masjid Khirbat Yirza yang berlokasi di dekat kota Tobas di Lembah Jordan pada Selasa (11/10/2011) untuk ketiga kalinya di tahun ini, ujar sumber tempatan.


    Mereka mengatakan tentara Zionis tiba di desa dengan buldoser dan menutup jalan menuju Masjid tersebut sebelum menghancurkannya.

    Tentara Zionis menggunakan dalih seperti biasa, iaitu tidak adanya izin membangun, namun seorang warga di desa tersebut membantah dan mengatakan bahawa Masjid tersebut telah berdiri selama empat dekad lalu sebelum pendudukan Israel di Tepi Barat pada tahun 1967.  Artinya, mereka tidak berhak merobohkan masjid tersebut.

    Abdullah Misaeed mengatakan kepada PIC bahwa penduduk memiliki surat-surat sebagai bukti bahwa Masjid tersebut dibangun sebelum 1967 dan menambahkan bahawa warga setempat akan bersikap keras mempertahankannya walaupun harus melaksanakan solat di puing-puing Masjid.

    Ini adalah kali ketiga Masjid tersebut dihancurkan, namun warga setempat mempertahankannya dan membangunnya kembali.
    Tentara Zionis mendirikan kem militer yang mengelilingi desa.

    Selasa, 11 Oktober 2011

    Siapa Yang Mahu Tangisi???

    Fikir-fikirkanlah saudaraku sekalian...

    Ahad, 9 Oktober 2011

    Pesanan Dari Bidadari Mujahidin....


    Hadiah dari Isteri Seorang Mujahid, Nasehat Ummu Muhammad, (Samirah Awatiilah) Istri As Syahid (Insya Allah) DR. Abdullah Azzam buat kaum Muslimah Mujahidiah di seluruh dunia. Semoga bermanfaat dan memacu semangat kaum Muslimah Mujahidah untuk berjuang dengan lebih Istiqomah dan sabar, semoga bermanfaat..


    Segala puji bagi Alloh Rabb semesta alam.
    Shalawat dan salam semoga dilimpahkan selalu kepada Rasul yang mulia, keluarga dan sahabat-sahabatnya semua.

    Saudari-saudariku tercinta,
    Sesungguhnya, umur itu sangatlah pendek dan kehidupan ini hanyalah hembusan-hembusan nafas yang akan dihitung dan dihisab. Maka, apakah tiap dari kita sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi hari berpisahnya orang-orang yang saling berkasih sayang dan saling bersahabat?
    Hari berpisahnya kita dari dunia yang fana ini, menuju yaumil hisab –hari perhitungan- dan alam kekal. Hari yang menjadikan harta dan anak-anak tidak lagi berguna, kecuali bagi mereka yang menghadap Alloh dengan qalbun salim (hati yang sehat).

    Apakah tiap dari kita sudah mempersiapkan diri untuk masuk ke liang lahat, yang pernah disabdakan Rosulullah pada hari kebumikannya sahabat mulia yang bernama Sa’ad bin Mu’adz Ra:
    “Seandainya ada orang yang selamat dari himpitan kubur, tentulah Sa’ad bin Mu’adz orangnya.” (Shahih Al-Jam’iush-Shagir, hadist no. 5306)
    Saya berharap kepada Allah Ta’ala agar kita termasuk orang-orang yang dibenarkan dalam sabda Rosulullah :
    “Dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita shalihah.” (Shahih Muslim, hadist no. 1469)
    Wahai ukhti mukminah, keshalihanmu terletak pada kebaikan dienmu, benarnya aqidahmu dan baiknya tarbiyah yang engkau berikan kepada anak-anakmu. Mereka adalah amanat di lehermu dan calon pemuda di masa depan, pembela dienul Islam dan sebagai kayu bakar yang akan terus menyala, menjadi api penerang bagi keabadian dakwah ini di masa mendatang.
    Wahai saudari-saudari tercinta, wahai cucu-cucu Khonsa’,
    Wahai saudari-saudari Sumayyah dan Khaulah binti Al-Azur.

    Wahai kaum muslimah yang ridho kepada Alloh sebagai Rabbnya, Islam sebagai diennya, Muhammad sebagai rasulnya serta Al-Qur’an sebagai pedoman hidupnya,
    Wahai kaum muslimah yang menginginkan bendera “Laa Ilaaha Illallaah” berkibar setinggi-tingginya, dan menginginkan hidup diatas bumi yang penuh keadilan dan ketentraman,
    Wahai kaum muslimah yang ingin hidup bahagia lagi mulia dengan meniti jejak Rasul dan menjadikan Al-Qur’an sebagai satu-satunya pedoman dalam hidupnya.

    Wahai isteri-isteri kaum muslimin di penjuru bumi Timur dan Barat, doronglah suami-suami kalian untuk berjihad fi sabilillaah. Karena sesungguhnya, suami kalian tidak akan menjadi suami yang kalian idam-idamkan, kecuali ketika ia menjadi laki-laki kuat yang memanggul senjata dan membela dien, aqidah, tanah air dan harga diri mereka, serta mampu meneror musuh-musuh mereka dengan mempersembahkan syahid demi Islam.

    Kemuliaan, ketinggian dan keluhuran hanya bisa diperoleh dalam naungan pedang di tangan manusia-manusia kuat yang mampu menggentarkan musuh-musuh mereka. Namun, itu semua tidak akan terwujud kecuali jika tiap orang dari kita mau mendorong suami, anak, saudara dan bapaknya ke medan perang, pertempuran dan kancah kemuliaan.

    Itu semua juga tidak akan terwujud kecuali dengan kesabaran wanita atas kepergian suaminya, saudara dan bapaknya, serta dengan mengganti peran mereka dalam mengurus diri sendiri, anak-anak dan rumah tangganya untuk menjadi baik.

    Para wanita yang berperan di belakang mereka bak batu karang nan kokoh yang menopang dan menjadi tempat mereka bersandar. Menjadi penolong mereka dengan kesabaran dan pengorbanan, di samping menyiapkan segala perlengkapan yang pantas untuk diberikan bagi kaum laki-laki demi terwujudnya cita-cita ini.

    Kemudian, jauhilah dunia dan pandanglah ia dengan penuh hina. Jangan pula kalian membebani suami dengan hal-hal yang ia tidak sanggup menghadirkannya. Jadikan dirimu rela dengan yang sedikit dari pemberian Alloh yang dimudahkan untuknya.

    Janganlah menyibukkan suami dengan tuntutan duniawi untuk kepentingan dirinya, yang seandainya diikuti dan menuruti syahwatnya, niscaya hanya akan membawa dirinya kepada kehancuran. Dia pun akan terus berupaya dan bersungguh-sungguh menghabiskan waktunya, untuk meraup dunia yang tidak akan habis-habisnya, sampai dunia itu melumat habis dirinya.

    Wahai kalian ukhti muslimah, kalian wajib senantiasa mendorong suami pergi berjihad dengan segenap kemampuan yang kalian miliki. Janganlah bimbang dengan jalan jihad hanya karena hambatan-hambatan yang ada, sebab umur itu ada di tangan Allah dan sesungguhnya jihad itu tidak akan mengurangi umur dan rezeki mereka sedikitpun. Sebaliknya jika meninggalkan jihad, itu bukan menjadi sebab panjangnya umur dan bertambahnya rezki, itu semua sudah menjadi takdir Alloh.

    Alloh berfirman: “Apabila telah datang ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukan (nya).” (Yunus:49)
    Wahai ukhti muslimah, bukankah kalian senang jika menjadi mujahidah fie sabilillah? Tentu kalian menjawab “Iya”. Tapi bagaimana mungkin hal itu bisa terwujud, sedang kalian sendiri tidak mendorong suami untuk berjihad serta tidak ikut menangani tugas-tugasnya dengan kesabaran atas kepergian suami, tidak juga menggantikan peran suami kalian di dalam rumah..?

    Apabila Alloh menakdirkan suami kalian hidup di bawah naungan jihad, maka kalian akan senantiasa hidup bahagia bersamanya. Apabila Alloh menakdirkan mati syahid untuknya, kelak kalian pun akan dikumpulkan bersamanya sebagai seorang syahidah –InsyaAllah- karena orang yang mati syahid itu bisa memberi syafa’at kepada 70 orang dari kerabatnya.

    Saudari muslimah, apakah ada martabat lain yang lebih besar daripada ini? Keistimewaan apa lagi yang diinginkan setelah diberikan kepadanya kebahagiaan mendampingi orang yang mati syahid lagi saleh di dalam syurga? Kita memohon kepada Alloh, agar Dia mengumpulkan kita semua hidup bersama mereka di tempat yang penuh kebahagiaan di sisi Rabb Yang Maha Kuasa.

    Wahai ukhti fillah, demi Alloh akan saya terangkan kepada kalian sebuah hikmah dari pengalaman hidup saya. Yakni, jika kalian bertawakal kepada Allah dalam hidup, niscaya tidak akan ada satu perkara pun yang dapat membahayakan kalian dengan izin Alloh. Walau sebesar apapun musibah itu, tentu akan terasa kecil selama itu di jalan Alloh. Demi Alloh yang tidak ada Ilah kecuali Dia, sesungguhnya kabar syahid suami dan anak saya, saya hadapi dengan penuh kerelaan di atas qadha’ dan qadar-Nya.

    Saya juga merasakan bahwa kebahagiaan telah menyelimuti diri saya, bahkan menenggelamkan saya ke dalamnya. Padahal peristiwa syahidnya mereka telah lama berlalu, tapi saya tetap merasa teguh, ridha dan tenang, itu semua murni pemberian Alloh dan takdir-Nya semata.

    Perasaan yang muncul ini bukanlah atas kehendak saya tapi itu berupa keteguhan yang semata Alloh karuniakan ke dalam diri saya.

    Saya yakin betul kalau itulah batas usia mereka dan itulah akhir ajal mereka. Lalu apa gunanya putus asa dan kesedihan? Bukankah rela terhadap qadha’ Alloh itu lebih baik dibanding harus berputus asa? Bukankah balasan dari sebuah kesabaran adalah surga yang menanti?

    Maka dari itu Ya Alloh, janganlah Engkau haramkan atas kami pahala-pahala mereka dan jangan pula Engkau jadikan kami sesat sesudah mereka tiada. Sesungguhnya saya betul-betul bahagia dengan syahidnya mereka, dan rasa bahagia ini lebih besar daripada yang saya rasakan ketika mereka masih hidup bersama kami.
    Saya pun memperhatikan dan Alloh juga yang lebih mengetahui, sesungguhnya mereka yang sudah syahid meninggalkan kami itu telah mendapatkan keberuntungan dan saya pun demikian ikut mendapatkannya dikarenakan setia bersama mereka. Semoga Alloh menjadikan mereka penghuni syurga-Nya yang demikian luas, serta mempertemukan kita dengan mereka kelak di tempat yang sarat kebahagiaan di sisi Rabb Yang Maha Kuasa, sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan.

    Wahai ukhti muslimah, terakhir saya wasiatkan kepada kalian untuk selalu bertaqwa kepada Alloh, membaca Al-Qur’an, menjaga lisan, bergaul dengan orang-orang shalih dan menjauhi orang yang buruk perangainya.

    Janganlah hidup bermewah-mewahan karena itu akan mematikan hati kalian, dan hati yang sudah mati tidak akan mampu mendidik dan mengarahkan orang yang hidup.

    Wahai ukhti muslimah, sesungguhnya kita ini membutuhkan suri tauladan dari para sahabat Nabi yang perempuan –ridhwaanullaahu ‘alaihinna. Oleh karena itu perhatikanlah sosok Ummu Salamah, Khonsa’, Sumayyah dan Khaulah untuk menjadi tauladan bagi kalian. Kemudian amalkanlah agar kalian naik ke jenjang yang tinggi, yang telah didaki oleh saudari-saudari kalian sebelumnya semisal para sahabat Nabi. Semoga Alloh memberikan taufik kepada kalian atas amalan yang dicintai dan diridhai-Nya.

    Inilah yang dapat saya tuliskan, dan saya memohon ampunan kepada Alloh untuk pribadi saya dan akhwat-akhwat sekalian.
    Saudarimu seakidah,
    Ummu Muhammad ‘Azzam.
    Dikutip dari: Al-Ekhlaas Islamic Page
    Sumber : Washiyyatus Syaikh Abdulloh Azzam,
    Surat dari Garis Depan; Suara Hati Tokoh Perlawanan.

    Rabu, 5 Oktober 2011

    Jahanam Yahudil!!Kali Ini Masjid Pula Dibakar


    Serupa dengan serangan para pemukim ekstrim Yahudi di Tebing Barat, sebuah kelompok ekstrimis Yahudi membakar Masjid di pintu masuk desa Toba Zanghriyya di Galilee pada Ahad (2/10/2011) malam dan menulis “Harga yang sepatutnya” dan “Pembalasan dendam” di dinding Masjid, lapor  berita Arabs48.


    Api tersebar di seluruh Masjid, sementara ratusan warga sekitar bergegas untuk mencuba memadamkannya.

    Setelah serangan itu, para penduduk desa mengadakan aksi protes di jalan-jalan, menegaskan bahwa mereka tidak akan berdiam diri.  Sejumlah pemuda juga membakar van dan menutup pintu masuk utama desa.

    Polis Zionis mendakwa akan membentuk sebuah badan penyelidikan untuk mencuba mengidentifikasi para penyerang.  TV Israel, Channel 10 melaporkan bahawa serangan itu mungkin dilakukan oleh ekstrimis sayap kanan Israel.

    Sheikh Kamal Khatib, Wakil Ketua Pergerakan Islam Cabang Utara menyatakan bahwa “rasisme mengontrol sektor Yahudi di Israel”.  Mengatakan pemerintah Israel bertanggung jawab atas serangan itu, ia menambahkan bahwa “pemerintah Israel telah mendorong kebencian terhadap Muslim”.

    klik!!